Terpaksa memberikan susu kepada bayi lewat botol?
Pilihlah botol dan dot yang tepat.Dr. Endang Lestari, Sp.A., dari RSAB Harapan Kita Jakarta, akan
membantu kita lewat tip-tipnya di bawah ini.
Tip Memilih DOT
Ukuran dot umumnya disesuaikan dengan ukuran mulut bayi. Untuk bayi kecil, berikan dot berukuran kecil dengan lubang yang kecil pula. Demikian juga dengan bayi sedang dan besar. Ukuran dot yang tidak sesuai bisa membuat bayi tersedak dan mengganggu pernapasan. Misal, bayi kecil diberi dot besar. Atau, bayi besar diberi dot kecil, maka dia akan cepat lelah karena kemampuan isapnya sangat kuat sementara volume air susu yang keluar amat sedikit. Umumnya, produsen sudah melakukan serangkaian penelitian saat membuat dot, dengan memerhatikan aspek anatomi rahang, ukuran mulut, kemampuan isap, dan sebagainya.
Sesuaikan dengan daya isap bayi.
Saat ini ada dua bahan dot yang banyak dijual di pasaran, yaitu silikon dan lateks (karet). Silikon umumnya berwarna putih sementara lateks kuning. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dot karet lebih lentur dan lembut tapi umumnya mudah rusak. Dot karet juga mudah berjamur dan menimbulkan bau. Sebaliknya, silikon kurang lembek tapi awet dan tahan lama.
Untuk memilih dot dari bahan yang mana, kenali dulu refleks isap si kecil. Bila kemampuan mengisapnya cukup kuat, dot silikon bisa menjadi pilihan. Sebaliknya, jika refleks isapnya lemah, pilihlah dot karet. Yang pasti, jangan pilih dot dari bahan yang tidak fleksibel dan mudah rusak.
Desainnya menyerupai bentuk rahang bayi.
Namanya, dot orthodontic, yang artinya meratakan gigi. Dot ini membantu perkembangan rahang dan gigi lebih rapih, meski belum ada penelitian pasti.
Dot khusus untuk bayi dengan kelainan celah bibir dan langit-langit mulut.
Ukurannya lebih panjang dari ukuran normal, sehingga air susu yang diisap langsung tertelan ke tenggorokan. Sayangnya, dot ini sulit dijumpai di pasaran dan hanya ada di klinik/rumah sakit tertentu.
Memiliki ring pengatur derasnya keluar air susu.
Jika diputar ke arah tertentu, aliran susu akan semakin deras atau sebaliknya. Ada tiga pengaturan yang baku, yaitu lambat, sedang, dan cepat. Jadi, bisa distel sesuai kebutuhan. Namun, seberapa penting kebutuhan kelengkapan ini tergantung kondisi bayinya. Jika bayi mengalami kelainan jantung, sangat dianjurkan memiliki kelengkapan ini, karena bayi tak dianjurkan mengisap air susu terlalu deras. Jika tidak, napas bayi bisa tersengal-sengal bahkan menimbulkan tersedak.
Dot bersendok sebagai alternatif.
Penting diingat, penggunaan dot merupakan alternatif terakhir buat ibu atau bayi yang mengalami masalah. Untuk ibu bekerja, penggunaan dot tidak disarankan karena bisa menyebabkan bayi bingung puting. Bingung puting terjadi karena proses menyusu lewat payudara lebih sulit ketimbang dot. Akibatnya, bayi lebih memilih dot ketimbang menyusu dari payudara. Nah, agar bayi terhindar dari bingung puting, cara yang aman dengan menggunakan sendok. Saat ini, di pasaran banyak dijual botol dengan ujung kepala dot bersendok. Produk ini bisa dijadikan alternatif bagi ibu bekerja.
Saat tepat ganti dot.
Tentu jika secara fungsi sudah tidak maksimal. Antara lain, bentuknya tidak fleksibel lagi, dotnya tak bisa mengembang-ngempis lagi sehingga bayi tak bisa mengisap dengan baik. Juga terdapat kerusakan yang menyebabkan volume air susu yang keluar tak dapat dikontrol; beberapa kelengkapannya seperti regulator atau lubang dot sudah rusak; atau bayi sudah lebih besar sehingga membutuhkan dot dan botol yang lebih besar.
Tip Memilih BOTOL SUSU
* Sesuaikan ukurannya dengan
kebutuhan bayi.Di pasaran terdapat berbagai ukuran botol, yang biasanya menyatu dengan dot. Untuk ukuran kecil 30-50 ml, sedang 120 ml, dan besar di atas 200 ml. Sesuaikan dengan kebutuhan asupan susu si kecil.
* Terbuat dari bahan tahan panas, tak mudah pecah, dan tak beracun.
Sehingga proses sterilisasi bisa dilakukan dengan aman dan mudah. Botol yang terbuat dari bahan gelas lebih awet, tahan lama, dan proses sterilisasinya mudah. Hanya saja, botol ini cukup berat hingga kurang nyaman digunakan, disamping mudah pecah. Berbeda dengan botol plastik yang lebih tahan lama. Bayi pun aman memegang botolnya sendiri.
* Hindari memilih botol dengan banyak gambar.
Sebab, gambar-gambar itu berisiko terkelupas saat disterilisasi dalam air mendidih. Sedangkan botol dengan aksesori, seperti kepala boneka atau mainan boleh saja dijadikan pilihan, selama tak menyulitkan proses sterilisasi atau pemberian susu kepada bayi.
* Memiliki perlengkapan regulator antisedak untuk bayi 0-3 bulan.
Regulator berupa sekat ini berguna untuk membuka tutup keluarnya air susu. Dengan regulator, maka isi susu tidak keluar jika tidak diisap. Pun saat sedang menyusu lalu bayi terlelap tidur, keberadaan regulator sangat membantu. Regulator juga sangat efektif menghindari bayi tersedak air susu. Tidak cuma itu. Sekat ini juga berguna untuk menahan aliran susu jika botol miring/terbalik. Saat bepergian dimana kita sering menyimpan botol dalam tas, tak ada kekhawatiran lagi air susu akan tumpah.
* Botol susu dengan pegangan untuk bayi 6 bulan ke atas.
Beri kesempatan pada si kecil untuk memegang botolnya sendiri. Dengan begitu, selain menikmati susu, kemampuan motoriknya juga akan terlatih.
Dikutip dari Nakita
Majalah Bayi, Edisi Nomor 492 Tahun X